Published on April 30th, 2022

The Russia-Ukraine War and Its Effect on Indonesia’s Energy Stocks

Selama beberapa bulan ke belakang, perang antara Rusia dan Ukraina mengambil alih fokus dunia internasional. Aksi Rusia yang melakukan invasi terhadap Ukraina sejak 24 Februari kemarin menjadi salah satu penyerangan terbesar sejak Perang Dunia II, khususnya di Eropa. Menilik kembali, sejarah panjang Ukraina dan Rusia sudah berlangsung sejak akhir abad ke-18, bahkan Ukraina pernah menjadi bagian Uni Soviet. Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina bukanlah hal baru. Sebab pada tahun 2014, Rusia sempat menganeksasi Semenanjung Krimea di Ukraina.

Namun, dalam tujuh tahun terakhir, keadaan di Ukraina berbalik dimana mayoritas iklim politik dan masyarakat lebih cenderung memihak ke barat, berpaling dari Rusia. Ukraina menjalin hubungan yang  erat dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO), bahkan berencana untuk bergabung ke dalamnya. Akibatnya, hal tersebut menyebabkan hubungan Rusia dan Ukraina semakin memanas. Sebab, diketahui bahwa Rusia sendiri bertentangan kubu dengan NATO. Keadaan tersebut menyebabkan Vladimir Putin, presiden Rusia, memerintahkan invasi terhadap Ukraina.

  Perang antara Ukraina dan Rusia masih berlangsung hingga saat ini. Meskipun pasukan Rusia telah ditarik keluar dari Kyiv, ibu kota Ukraina, pasukan Rusia masih berada di Ukraina, dengan fokus di wilayah bagian Utara, seperti Donbas. Invasi yang telah berlangsung selama lebih dari satu bulan menyebabkan krisis kemanusiaan terbesar di Eropa pasca Perang Dunia II. Ribuan nyawa melayang, jutaan mata pencaharian hilang  karena pengungsian, kehilangan rumah, hingga kehilangan pendapatan menjadi konsekuensi atas perang yang terjadi. Sebagai implikasi perang Ukraina-Rusia, berbagai tantangan kini berada di depan mata, di antaranya krisis kemanusiaan, kebijakan energi, keamanan dan ketahanan pangan, kompetisi terhadap material, peralatan, dan komoditas intensif, pengendalian rantai pasokan (supply chain), sistem keuangan, dan lain-lain.

Rusia dan Ukraina merupakan negara produsen dan pengekspor bahan makanan, mineral, dan energi. Rusia dan Ukraina menyumbang sekitar 11% ekspor minyak dan 20% ekspor gas alam. Lebih lanjut, ekspor logam dari Rusia dan Ukraina memegang peranan penting. Sebab, Rusia merupakan pemasok utama berbagai logam, seperti palladium, titanium yang digunakan sebagai material pembuatan pesawat terbang, nikel, yang digunakan dalam produksi baja, dan alumunium. Rusia dan Ukraina juga merupakan negara penghasil gas, seperti neon dan argon, yang digunakan dalam produksi semikonduktor. Selain itu, baik Rusia maupun Ukraina memiliki cadangan uranium yang berperan penting bagi dunia. Oleh karena itu, adanya perang antar kedua negara menyebabkan guncangan ekonomi dan keuangan yang cukup besar.

Gambar 1. Kenaikan Harga Barang Ekspor dari Rusia dan Ukraina
Sumber: https://www.oecd-ilibrary.org/sites/4181d61b-en/index.html?itemId=/content/publication/4181d61b-en#figure-d1e172

Imbas yang cukup mendalam akibat Perang Ukraina-Rusia dialami oleh Rusia, negara yang melakukan invasi, dalam dunia pasar modal. Tercatat, pada hari pertama invasi terhadap Ukraina, Bursa Efek Moskow (MOEX) mengalami koreksi negatif sebesar 45% sebelum pulih sedikit dan ditutup dengan koreksi sebesar 33%, sedangkan Indeks RTS ditutup dengan keadaan koreksi sebesar 39%. Keadaan tersebut kemudian disusul dengan ditangguhkannya bursa saham Rusia sejak 25 Februari 2022. Tidak hanya berimbas pada kondisi di dalam negeri, saham perusahaan Rusia yang melantai di Bursa Efek London juga turut anjlok, bahkan Indeks FTSE Russell telah menghapus indeks Rusia dari daftar. Sentimen negatif akibat perang Ukraina-Rusia menyebabkan saham perusahaan Rusia di Bursa Efek London turun drastis sehingga Bursa Efek London menangguhkan perdagangan 27 emiten, tidak terkecuali perusahaan raksasa seperti Sberbank dan Gazprom. Penurunan yang terjadi sebelum pada akhirnya ditangguhkan, yaitu  Sberbank sebesar 99.72% year to date, Gazprom 93,71%, Lukoil 99,2%, Polyus 95,58%, Rosneft 92,52%, dan EN+ 20,51%.

Setelah ditutup selama kurang lebih satu bulan, pada 24 Maret 2022 bursa saham Rusia dibuka kembali dengan lonjakan nilai saham, khususnya pada emiten di sektor energi dan metal. Tidak hanya di Rusia, kenaikan saham sektor energi juga terjadi secara global, termasuk di Indonesia. Kenaikan saham energi dipicu oleh meroketnya harga minyak, gas alam, dan komoditas lain secara global. Kenaikan harga global komoditas-komoditas tersebut disebabkan oleh kondisi perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Rusia dan Ukraina memegang peranan penting sebagai negara-negara pengekspor gas alam terbesar. Bahkan, Rusia merupakan negara kedua terbesar produsen gas alam dan negara dengan cadangan gas terbesar di dunia. Akan tetapi, konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia masih memanas dan belum menemui titik terang sehingga hal tersebut menyebabkan kekhawatiran global akan gangguan pada suplai gas alam, minyak, batubara, dan komoditas-komoditas lain yang berkaitan. 

Gambar 2. Keadaan Indeks Saham Rusia (MOEX)
Sumber: https://www.reuters.com/business/rouble-recovers-further-jittery-stock-trading-resumes-after-month-long-hiatus-2022-03-24/

Tidak hanya terjadi di Rusia, kenaikan saham energi juga terjadi di Indonesia. IDXENERGY, indeks yang mengukur kinerja saham dalam sektor energi berdasarkan klasifikasi IDX Industrial Classification (IDX-IC) (Indonesia Stock Exchange, 2021, 42), mengalami kenaikan 35,86% secara year to date. Kenaikan IDXENERGY ini dimotori oleh saham yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal tahun 2022 yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Saham lain yang juga menjadi pendorong kenaikan IDXENERGY adalah PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT). Kedua emiten mencatatkan  kenaikan yang sangat tinggi. ADMR menguat lebih dari 1.500% sejak initial public offering (IPO). Sementara itu, harga saham SMMT telah mengalami kenaikan lebih dari lima kali lipat sejak awal tahun 2022. 

Gambar 3. Grafik pergerakan harian IDXENERGY selama tahun 2022
Sumber: https://www.tradingview.com/x/F1W6OajD/ 

Akan tetapi, kenaikan IDXENERGY tidak serta-merta membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami penguatan. IHSG cenderung bergerak sideways pada rentang 6.500-6.700 di bulan Januari. IHSG baru berhasil menembus resistance di angka 6.700an pada bulan Februari, tepatnya tanggal 7 Februari 2022. Sejak saat itu, IHSG terus menguat dan beberapa kali menyentuh all time high. Puncaknya, IHSG berhasil mencatatkan all time high setelah menyentuh level 7.355,2998 pada 11 April 2022 sebelum akhirnya ditutup di level 7.194,6079. Pada 21 April 2022, IHSG mencatatkan level penutupan tertinggi di angka 7.245,7261. Secara year to date, IHSG telah mengalami kenaikan 9,79%.

Kenaikan IHSG ini tidak hanya disebabkan oleh menguatnya sektor energi saja, tetapi juga beberapa indeks sektor lain seperti sektor transportasi (IDXTRANS), sektor industri (IDXINDUST), dan sektor basic materials (IDXBASIC). IDXTRANS mencatatkan kenaikan sebesar 22,97% secara year to date. Sementara itu IDXINDUST dan IDXBASIC menguat 17,07% dan 11,09% pada periode yang sama. Selain penguatan yang dialami oleh beberapa sektor, faktor lain yang memengaruhi kenaikan IHSG hingga mencatatkan all time high adalah melantainya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) pada pertengahan April lalu. 

Meskipun terjadi tren kenaikan saham sektor energi dalam beberapa waktu ke belakang akibat sentimen positif perang Ukraina-Rusia, masyarakat tetap perlu bersikap waspada dan berhati-hati dalam melakukan investasi. Keadaan yang memiliki ambiguitas tinggi, terlebih dengan kondisi ketidakstabilan dunia memiliki risiko yang cukup besar bagi pergerakan harga saham selanjutnya. Tidak menutup kemungkinan pergerakan saham akan berfluktuasi mengingat kondisi dinamis yang terjadi, seperti adanya kebijakan internasional yang dapat berpengaruh positif maupun negatif hingga pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Dengan demikian, investor perlu mengikuti perkembangan kondisi terkini sehingga dapat cermat dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Referensi

IEA. (2022). Energy Fact Sheet: Why does Russian oil and gas matter? – Analysis. IEA. https://www.iea.org/articles/energy-fact-sheet-why-does-russian-oil-and-gas-matter

OECD. (2022). Economic and Social Impacts and Policy Implications of the War in Ukraine. https://www.oecd-ilibrary.org/sites/4181d61b-en/index.html itemId=/content/publication/4181d61b-en#

Reals, T., & Sundby, A. (2022, March 23). Russia’s war in Ukraine: How it came to this. CBS News. https://www.cbsnews.com/news/ukraine-news-russia-war-how-we-got-here/

Reuters. (2022, March 24). Russia stocks jump as trade resumes after month-long break. Reuters. https://www.reuters.com/business/rouble-recovers-further-jittery-stock-trading-resumes-after-month-long-hiatus-2022-03-24/

Smit, S., Hirt, M., Buehler, K., White, O., Greenberg, E., Mysore, M., Govindarajan, A., & Chewning, E. (2022, March 17). War in Ukraine: Lives and livelihoods, lost and disrupted. McKinsey & Company. https://www.mckinsey.com/business-functions/strategy-and-corporate-finance/our-insights/war-in-ukraine-lives-and-livelihoods-lost-and-disrupted

Smith, E. (2022, March 3). London-listed Russian stocks are collapsing, with trading now suspended. CNBC. https://www.cnbc.com/2022/03/03/london-listed-russian-stocks-are-collapsing-with-trading-now-suspended.html

Sun, M., Song, H., & Zhang, C. (2022). The effects of 2022 Russian invasion of Ukraine on global stock markets: An event study approach. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.4051987

The Visual Journalism Team BBC News. (2022, April 26). Ukraine war in maps: Tracking the Russian invasion. BBC News. https://www.bbc.com/news/world-europe-60506682

Written by:

Research and Development Division

Grace Eva Rosana
grace.eva@ui.ac.id

Arul Pradana
arul.pradana@ui.ac.id

Published by:

Operation and Infrastructure Division

Abdullah Azzam Alfatih Ramadhan abdullah.azzam31@ui.ac.id