Published on November 13th, 2021

A Glimpse of UNVR’s Financial Ratios

Sebagai sebuah perusahaan yang mempunyai lebih dari 400 brands di lebih dari 190 negara, Unilever (UNVR) adalah salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia. Seorang penulis dan pebisnis dari Australia yang bernama Sien Brierley menyatakan bahwa Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah barang-barang atau produk yang sering digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Produk-produk FMCG juga memiliki perputaran omset yang cepat dengan biaya produksi rendah, contohnya adalah detergen, pasta gigi, sabun, sampo, hingga gula dan beras. UNVR adalah salah satu dari beberapa perusahaan FMCG terbesar di Indonesia dengan produk-produk dari berbagai kategori yang terkenal dan dekat di hati masyarakat Indonesia. Beberapa dari produk-produk unggulan UNVR tersebut adalah Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.

Di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi terbesar untuk perkembangan perusahaan ritel modern seperti perusahaan FMCG. Ini karena tingginya angka usia produktif yang hampir mencapai 72% dari total penduduk di Indonesia. Dengan melihat besarnya peluang ini, perusahaan FMCG seperti UNVR mulai membuka lapaknya di Indonesia. UNVR didirikan pada tanggal 5 Desember 1933, menjual saham pertamanya pada tahun 1981, dan kemudian terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Januari 1982. Sampai hari ini, UNVR masih menjadi pesaing berat bagi deretan perusahaan FMCG lainnya dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp169.004.497.000.000 per 5 November 2021. Namun, yang menjadi menarik adalah ketika harga saham UNVR kerap mengalami penurunan. CME kali ini akan menelaah tentang bagaimana kondisi keuangan dan kinerja UNVR menggunakan analisis fundamental yaitu dengan perhitungan financial ratios.

Analisis likuiditas memberikan informasi tentang likuiditas perusahaan. Analisis ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar tagihannya dalam jangka pendek. Karena itu, rasio ini fokus pada aset lancar dan kewajiban lancar. Dalam analisis likuiditas, terdapat tiga rasio yang paling sering digunakan, yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

Current ratio adalah rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Ini memberi tahu investor dan analis bagaimana perusahaan dapat memaksimalkan aset lancar di neraca untuk memenuhi utang saat ini dan utang lainnya. Rasio ini membantu investor memahami lebih banyak tentang kemampuan perusahaan untuk menutupi utang jangka pendeknya dengan aset lancarnya dan membuat perbandingan apple-to-apple dengan pesaing dan rekan-rekannya. Berikut adalah analisis current ratio dari UNVR  dari 2016-2020.

Current Ratio UNVR. Sumber: Penulis

Terdapat peningkatan current ratio dari tahun 2016-2018, walaupun rasionya masih dibawah 1. Namun, terdapat penurunan current ratio di tahun 2019, menurun dari 0,75 ke 0,65, serta terdapat sedikit peningkatan pada tahun 2020, dari 0,65 ke 0,66.

Quick ratio adalah indikator posisi likuiditas jangka pendek perusahaan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang paling likuid. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk secara instan menggunakan aset kas dan setara kas (aset yang dapat dikonversi dengan cepat menjadi uang tunai) untuk membayar kewajiban lancarnya. Semakin tinggi hasil rasio, semakin baik likuiditas dan kesehatan keuangan perusahaan; semakin rendah rasionya, semakin besar kemungkinan perusahaan akan berjuang untuk membayar utang. Berikut adalah analisis quick ratio dari UNVR dari 2016-2020.

Quick Ratio UNVR. Sumber: Penulis

Terdapat peningkatan quick ratio dari tahun 2016-2018, walaupun rasionya masih dibawah 1. Namun, terdapat penurunan quick ratio di tahun 2019, menurun dari 0,51 ke 0,47, serta terdapat sedikit peningkatan pada tahun 2020, dari 0,47 ke 0,48.

Cash ratio adalah ukuran likuiditas perusahaan, khususnya rasio total kas dan setara kas perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio kas diperoleh dengan menambahkan total cadangan kas dan setara kas perusahaan dan membagi jumlah itu dengan total kewajiban lancarnya. Rasio kas lebih konservatif dibandingkan rasio likuiditas lainnya karena hanya mempertimbangkan sumber daya perusahaan yang paling likuid. Berikut adalah analisis cash ratio dari UNVR dari 2016-2020.

Cash Ratio UNVR. Sumber: Penulis

Terdapat penurunan cash ratio dari tahun 2016-2018. Namun, terdapat peningkatan cash ratio yang signifikan di tahun 2019, menurun dari 0,032 ke 0,048, serta terdapat peningkatan yang cukup signifikan juga pada tahun 2020, dari 0,048 ke 0,063.

Analisis Solvabilitas

Analisis solvabilitas adalah metrik utama yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang jangka panjangnya dan sering digunakan oleh calon pemberi pinjaman. Analisis solvabilitas menunjukkan apakah arus kas perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya dan dengan demikian merupakan ukuran kesehatan keuangannya. Hasil perhitungan rasio yang kurang baik dapat menunjukkan beberapa kemungkinan bahwa perusahaan akan gagal membayar kewajiban utangnya.

Analisis solvabilitas sering digunakan oleh calon pemberi pinjaman ketika mengevaluasi kelayakan kredit perusahaan dan juga oleh calon investor obligasi. Dengan cara ini, analisis solvabilitas menilai kesehatan jangka panjang perusahaan dengan mengevaluasi kemampuan pembayaran kembali utang jangka panjangnya dan bunga atas utang tersebut. Terdapat tiga rasio yang paling umum digunakan, yaitu debt-equity ratio, equity multiplier, dan long term debt ratio.

Debt-equity ratio (DER) digunakan untuk mengevaluasi leverage keuangan perusahaan dan dihitung dengan membagi total kewajiban perusahaan dengan ekuitas pemegang sahamnya. Rasio DER adalah metrik penting yang digunakan dalam keuangan perusahaan. Ini adalah ukuran sejauh mana perusahaan membiayai operasinya melalui utang dibandingkan dengan menggunakan dana yang dimiliki sepenuhnya. Lebih khusus lagi, ini mencerminkan kemampuan ekuitas pemegang saham untuk menutupi semua utang yang belum dibayar jika terjadi penurunan bisnis. Rasio leverage yang lebih tinggi cenderung menunjukkan perusahaan atau saham dengan risiko yang lebih tinggi kepada pemegang saham. Berikut adalah analisis debt-equity ratio dari UNVR dari 2016-2020.

Debt-equity Ratio UNVR. Sumber: Penulis

Grafik menunjukkan bahwa terdapat sedikit kenaikan DER pada tahun 2017 dari 2,56 ke 2,65. Namun, terdapat penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2018, dari 2,65 ke 1,61. Kenaikan DER secara signifikan terjadi pada 2019, dari 1,61 ke 2,90, dan terdapat kenaikan lagi pada tahun 2020, dari 2,90 ke 3,16. Rasio menunjukkan bahwa DER UNVR selama lima tahun terakhir tergolong cukup tinggi, walaupun terdapat penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2018, sehingga UNVR adalah perusahaan atau saham dengan risiko yang lebih tinggi kepada pemegang saham.

Equity multiplier adalah indikator risiko yang mengukur porsi aset perusahaan yang dibiayai oleh ekuitas pemegang saham daripada utang. Ini dihitung dengan membagi total nilai aset perusahaan dengan total ekuitas pemegang sahamnya. Umumnya, equity multiplier yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan jumlah utang yang tinggi untuk membiayai aset. Equity multiplier yang rendah berarti bahwa perusahaan memiliki lebih sedikit ketergantungan pada utang. Equity multiplier juga dikenal sebagai rasio leverage atau rasio leverage keuangan dan merupakan salah satu dari tiga rasio yang digunakan dalam analisis DuPont. Berikut adalah analisis equity multiplier dari UNVR dari 2016-2020.

Equity Multiplier UNVR. Sumber: Penulis

Grafik menunjukkan bahwa terdapat sedikit kenaikan equity multiplier pada tahun 2017 dari 3,56 ke 3,65. Namun, terdapat penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2018, dari 3,65 ke 2,61. Kenaikan DER secara signifikan terjadi pada 2019, dari 2,61 ke 3,90, dan terdapat kenaikan lagi pada tahun 2020, dari 3,90 ke 4,16.

Long-term debt ratio adalah pengukuran yang mewakili persentase aset perusahaan yang dibiayai dengan utang jangka panjang, yang mencakup pinjaman atau kewajiban utang lainnya yang berlangsung lebih dari satu tahun. Rasio ini memberikan ukuran umum posisi keuangan jangka panjang suatu perusahaan, termasuk kemampuannya untuk memenuhi kewajiban keuangannya atas pinjaman yang diberikan. Seringkali, analis keuangan lebih memperhatikan utang jangka panjang perusahaan daripada utang jangka pendeknya karena utang jangka pendek akan terus berubah. Untuk alasan ini, rasio utang jangka panjang sering dihitung dengan membagi utang jangka panjang dengan total utang jangka panjang dan total ekuitas.Berikut adalah analisis long-term debt ratio dari UNVR dari 2016-2020.

Long-term Debt Ratio UNVR. Sumber: Penulis

Grafik menunjukkan bahwa terdapat sedikit penurunan long-term debt pada tahun 2017 dari 0,198 ke 0,188. Namun, terdapat penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2018, dari 0188 ke 0,097. Kenaikan rasio LTD secara signifikan terjadi pada 2019, dari 0,097  ke 0,303, dan terdapat kenaikan lagi pada tahun 2020, dari 0,303 ke 0,312.

Analisis Rasio Perputaran

Turnover ratio terdiri dari lima indikator utama untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaan, aset, dan piutang dalam menghasilkan kas dan pendapatannya. Lima indikator tersebut diantaranya yaitu Inventory Turnover, Days Sales in Inventory, Receivable Turnover, Days Sales in Receivable, dan Total Asset Turnover. Dengan mengetahui perhitungan dari rasio perputaran atau turnover ratio maka kita bisa menyederhanakan analisis dengan menyediakan data keuangan dan perputaran pada perusahaan kita yang akan berujung dalam memudahkan kita pada pengambilan keputusan terutama kegiatan operasional sehari-hari. Inventory Turnover menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah persediaannya menjadi penjualan. Semakin rendah angka Inventory Turnover maka menunjukkan bahwa lebih sedikit waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi penjualan. Tren penurunan pada rasio ini umumnya mengindikasikan adanya peningkatan modal kerja. Pada perusahaan UNVR, angka Inventory Turnover yang dihasilkan dalam 5 tahun berturut-turut adalah 8.45277 (2016), 8.34946 (2017), 7.78656 (2018), 8.60101 (2019), dan 8.32911 (2020). UNVR mengalami tren penurunan Inventory Turnover selama 3 tahun dan sempat naik pada tahun 2019 yang kemudian turun kembali menjadi 8.32911. Dapat diartikan bahwa pada tahun 2020 Inventory Turnover UNVR adalah sebesar 8.32911 kali dalam setahun dan Days Sales in Inventory sebesar 43.822 yang berarti membutuhkan waktu 43.822 hari untuk UNVR menjual inventory nya.

Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang dapat diubah oleh perusahaan menjadi kas atau uang tunai atau dengan kata lain menunjukkan likuiditas piutang yang dimiliki perusahaan. Hasil perhitungan dari Receivable Turnover dapat diukur dalam per tahun atau per hari. Jika diukur per tahun tren penurunan rasio ini akan berdampak negatif bagi suatu perusahaan yang dimana kemampuan mengubah piutang menjadi kas menjadi lebih rendah. Pada perusahaan UNVR, angka Receivable Turnover yang dihasilkan dalam 5 tahun berturut-turut adalah 10.80122 (2016), 8.73799 (2017), 8.38814 (2018), 8.04472 (2019), 8.11522 (2020). UNVR mengalami tren penurunan yang signifikan selama 5 tahun pada Receivable Turnover. Dengan demikian, pada tahun 2020 dapat diartikan bahwa kemampuan UNVR mengalami penurunan dalam mengubah piutang menjadi kas dan berdasarkan angka Days Sales in Receivable perusahaan UNVR membutuhkan 44.977 hari untuk memperoleh piutang penjualan mereka menjadi kas.

Total Asset Turnover berguna untuk mengukur aktivitas aset dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui asetnya. Semakin tinggi angka Total Asset Turnover maka semakin bagus bagi perusahaan dikarenakan berarti menghasilkan lebih banyak penjualan dengan tingkatan aset tertentu. Pada perusahaan UNVR, angka Total Asset Turnover yang dihasilkan selama 5 tahun berturut-turut adalah 2.39188 (2016), 2.17939 (2017), 2.14117 (2018), 2.07863 (2019), dan 2.09268 (2020). UNVR mengalami tren penurunan yang signifikan selama 5 tahun pada Total Asset Turnover menjadi 2.09268. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa pada tahun 2020 perusahaan UNVR mampu menghasilkan 2.09268 rupiah untuk setiap 1 rupiah nilai pada aset yang mereka miliki. Namun, mengalami penurunan kemampuan secara year-on-year pada kinerja penjualan pada tingkatan aset tertentu.

Total Asset Turnover UNVR. Sumber: Penulis
Analisis Profitabilitas

Rasio profitabilitas atau profitability ratio terdiri dari tiga indikator utama dalam mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungannya, yaitu Profit Margin, Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Dengan mengetahui perhitungan dari rasio profitabilitas kita bisa menganalisis bagaimana kelangsungan hidup perusahaan yang kita amati. Profit Margin dihitung untuk mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap penjualan rupiah. Semakin tinggi angka Profit Margin maka menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang semakin baik. Pada perusahaan UNVR, angka Profit Margin yang dihasilkan dalam 5 tahun berturut-turut adalah 0.15955 (2016), 0.16999 (2017). 0.21724 (2018), 0.17223 (2019), dan 0.1667 (2020). UNVR sempat mengalami tren kenaikan dan mengalami puncaknya pada tahun 2018 dengan angka 0.21724 tetapi kemudian mengalami penurunan selang 2 tahun menjadi sebesar 0.1667 atau 16.67%. Dapat diartikan bahwa pada tahun 2020 perusahaan UNVR mampu menghasilkan 16.67 rupiah keuntungan pada setiap penjualan 1 rupiah.

Return on Asset (ROA) dihitung untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba dari setiap total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi angka ROA maka menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola aset atau sumber dayanya yang semakin baik dalam menghasilkan keuntungan. Pada perusahaan UNVR, angka ROA yang dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah 0.38163 (2016), 0.37048 (2017), 0.46515 (2018), 0.35801 (2019), dan 0.34885 (2020). UNVR sempat mengalami tren kenaikan dan mengalami puncaknya pada tahun 2018 dengan angka 0.46515 tetapi kemudian mengalami penurunan yang cukup drastis pada 2 tahun berikutnya menjadi sebesar 0.34885 atau 34.88%. Maka dari itu di tahun 2020 pada setiap nilai rupiah di asetnya, perusahaan UNVR mampu menghasilkan 34.88 rupiah laba atau keuntungan.

Return on Equity (ROE) dihitung untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan dari setiap modal yang diinvestasikan oleh investor baik itu pemegang saham preferen maupun pemegang saham biasa. ROE menunjukkan seberapa suksesnya perusahaan dalam mengelola modalnya atau net worth dalam memberikan tingkat keuntungan diukur dari pemegang saham perusahaan atau investasi pemilik modal. Perhitungan ROE ini dapat dilakukan melalui Net Income dibagi dengan Total Equity atau menggunakan Du Pont Identity dengan mengalikan Profit Margin, Total Asset Turnover dan Equity Multiplier.  Pada perusahaan UNVR, angka ROE yang dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah 1.35848 (2016), 1.35396 (2017), 1.2299 (2018), 1.39966 (2019), dan 1.45088 (2020). UNVR sempat mengalami tren penurunan dan mengalami titik terendahnya pada tahun 2018 dengan angka 1.22902 tetapi kemudian mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada 2 tahun berikutnya menjadi sebesar 1.45088. Dengan demikian dapat diartikan bahwa  pada tahun 2020 pada setiap nilai rupiah di modalnya, perusahaan UNVR mampu menghasilkan 1.45088 rupiah untuk keuntungan atau laba.

Return on Equity UNVR. Sumber: Penulis
Analisis Rasio Nilai Pasar

Analisis kelima yang dapat dilakukan adalah analisis rasio nilai pasar (market value ratios). Pada umumnya, apabila kita ingin menghitung rasio nilai pasar ini, informasi yang dibutuhkan untuk perhitungannya tidak tersedia dalam laporan keuangan. Rasio yang termasuk dalam kategori ini hanya akan didapatkan apabila perusahaan telah go-public. Adapun secara umum, terdapat tiga rasio yang dapat digunakan dalam kategori rasio nilai pasar ini. Ketiga rasio tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Earnings Per Share (EPS), Price-Earnings Ratio (PER), dan Price-Sales Ratio.

EPS dapat dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh perusahaan selama tahun berjalan dengan jumlah saham yang beredar. Pada umumnya, EPS akan berkorelasi positif dengan pendapatan atau penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, ketika perusahaan menghasilkan pendapatan atau penjualan yang tinggi, maka EPS perusahaan tersebut akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya. Hal yang perlu dicatat dari rasio ini adalah ukuran perusahaan tidak menjamin tingginya nilai EPS. Perusahaan dengan ukuran yang relatif kecil dapat memiliki nilai EPS yang tinggi, begitupun dengan perusahaan besar yang mungkin memiliki nilai EPS yang rendah. Adapun berdasarkan data yang dilansir dari Investing.id per 7 November 2021, nilai EPS UNVR berada di angka Rp187,77. Nilai tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata dari industri yang berada di angka Rp185,29. Apabila kita mencoba untuk membandingkan nilai EPS UNVR dengan kedua kompetitornya yang berada dalam industri rumah tangga dan kosmetik (KINO dan VICI), maka nilai EPS UNVR masih yang tertinggi. Nilai EPS KINO tercatat berada di angka Rp79,59 dan VICI berada di angka Rp25,83.

Selain dengan menggunakan EPS, kita dapat menggunakan PER untuk menganalisis bagaimana nilai pasar dari UNVR. PER dihitung dengan cara membagi harga setiap satu saham dengan nilai EPS nya. PER yang tinggi di suatu perusahaan pada dasarnya mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kondisi pertumbuhan yang relatif baik. Berdasarkan data dari Investing.id per 7 November 2021 dengan sifat data Trailing Twelve Months (TTM), nilai PER UNVR lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata PER industri nya. Nilai PER UNVR mencapai 27,69, sedangkan nilai rata-rata PER industri mencapai 29,69. Apabila dibandingkan dengan kompetitornya, nilai PER UNVR tertinggal cukup jauh. Salah satu kompetitornya, yakni KINO, memiliki nilai PER sebesar 86,6.

Adapun rasio ketiga yang dapat digunakan dalam menganalisis nilai pasar suatu perusahaan adalah Price-Sales Ratio. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi harga saham yang beredar dengan penjualan perusahaan per lembar saham yang beredar. Price-Sales Ratio dapat menjadi salah satu alat untuk menentukan apakah suatu saham itu overvalued atau undervalued. Dalam konteks UNVR per 7 November 2021, nilai Price-Sales Ratio nya berada di angka 4,17. Nilai tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata industri nya yang berada di angka 4,41. Kemudian, apabila dibandingkan dengan KINO, nilai Price-Sales Ratio KINO berada di angka 0,78. Hal tersebut dapat diartikan bahwa harga saham UNVR pada saat ini undervalued apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata industri nya, sedangkan overvalued apabila dibandingkan dengan KINO. Nilai saham UNVR yang overvalued terhadap saham KINO dapat menjadi indikasi bahwa investor menaruh kepercayaan yang cukup besar kepada UNVR.

Kesimpulan

Dalam menilai bagaimana kondisi keuangan UNVR, maka kita dapat menggunakan perhitungan rasio keuangan. Perhitungan rasio keuangan ini dibagi menjadi lima kategori, yakni rasio likuiditas, solvabilitas, perputaran, profitabilitas, hingga nilai pasar.
Dari hasil perhitungan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:

  1. Dari aspek likuiditas yang diukur dengan current ratio, quick ratio, dan cash ratio menunjukkan hasil yang relatif sama, di mana angka ketiga rasio tersebut berada di bawah angka 1
  2. Dari aspek solvabilitas dapat dilihat bahwa UNVR cenderung menggunakan utang dibandingkan dengan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya. Utang yang digunakan oleh UNVR lebih banyak dalam bentuk utang jangka pendek
  3. Dari aspek efisiensi penggunaan aset, tiga rasio keuangan seperti inventory turnover, receivables turnover, dan total asset turnover secara relatif menunjukkan tren penurunan selama 5 tahun kebelakang
  4. Dari aspek profitabilitas, UNVR relatif menguntungkan bagi investor. Hal tersebut dapat dilihat dari ROE UNVR yang konsisten berada di angka yang lebih besar dari 100%
  5. Dari aspek nilai pasar, nilai pasar UNVR secara relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor nya, yakni KINO dan VICI. Akan tetapi, perlu menjadi perhatian lebih lanjut bahwa PER UNVR lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata industri nya dan juga dengan KINO

Pada akhirnya, perlu dicatat bahwa analisis dengan rasio bukan menjadi suatu analisis yang bersifat final. Analisis rasio hanya menjadi titik awal (starting point) untuk menemukan berbagai informasi keuangan yang cukup menarik untuk diinvestigasi lebih lanjut. Diperlukan analisis yang lebih mendalam (tidak hanya dengan rasio keuangan) untuk menilai bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan sebenarnya agar tidak menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan.

Bibliography

Investing. Kino Indonesia Tbk PT (KINO) Financial Ratios. Retrieved November, 7, 2021,
            from https://www.investing.com/equities/kino-indonesia-tbk-pt-ratios

Investing. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Financial Ratios. Retrieved November, 7, 2021, from
            https://www.investing.com/equities/UNVR-indon-ratios

Investopedia. (2020). Equity Multiplier Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from  https://www.investopedia.com/terms/e/equitymultiplier.asp

Investopedia. (2020). Long-Term Debt-to-Total-Assets Ratio Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from https://www.investopedia.com/terms/l/long-term-debt-to-total-assets-ratio.asp

Investopedia. (2021). Cash Ratio Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from  https://www.investopedia.com/terms/c/cash-ratio.asp

Investopedia. (2021). Current Ratio Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from https://www.investopedia.com/terms/c/currentratio.asp

Investopedia. (2021). Debt-to-Equity (D/E)  Ratio Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from  https://www.investopedia.com/terms/d/debtequityratio.asp

Investopedia. (2021). Quick Ratio Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from https://www.investopedia.com/terms/q/quickratio.asp

Investopedia. (2021). Solvency Ratio Definition. Retrieved November, 7, 2021,
            from https://www.investopedia.com/terms/s/solvencyratio.asp

Ross, Stephen A.; Westerfield, Randolph W.; Jordan, Bradford D; Lim, Joseph; and Tan, Ruth. (2015).
            Fundamentals of Corporate Finance. Asia Global Edition, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Unilever. Laporan Keuangan Unilever. Retrieved from
            https://www.unilever.co.id/investor-relations/publikasi-perusahaan/laporan-keuangan.html

Victoria Care Indonesia Tbk PT (VICI) Financial Ratios. Retrieved November, 7, 2021,
            from https://www.investing.com/equities/victoria-care-indonesia-tbk-pt-ratios

Written by:

Research and Development Division

Dandy Rizky Wibowo

dandy.rizky@ui.ac.id

Emir Reza Pahlawan

emir.pahlawan@gmail.com

Ginung Rizky Shaumi

ginungrizkyshaumi@gmail.com

Legacy Sifra

legacysifras@gmail.com

Published by:

Operation and Infrastructure Division

Nadhifa Raihani

nadhifa.raihani@ui.ac.id