Published on December 13th, 2022

Turnaround: When Hated Stocks Become Rated Stocks

Pendahuluan

Dalam buku Peter Lynch “One Up On Wallstreet” kerap terdengar istilah saham turnaround. Saham turnaround sendiri merupakan salah satu metode yang memanfaatkan saham yang mengalami perubahan haluan, perubahan haluan itu sendiri berawal dari saham yang berada dalam  fundamental buruk yang berubah menjadi fundamental yang lebih baik. Dengan demikian, investor dapat memanfaatkan momentumnya untuk mendapatkan keuntungan yang biasanya sangat cepat untuk dirasakan. Metode ini terdengar metode yang cukup memiliki resiko yang tinggi, tetapi metode ini bisa menjadi kunci keuntungan yang dirasakan investor dan beberapa diantaranya pernah terjadi dalam dunia persahaman jadi apa sih itu turnaround.

 Mengenal Turnaround

Istilah turnaround sendiri dapat terjadi pada banyak tingkatan dari individu hingga ekonomi suatu negara atau bahkan menjadi peristiwa global. Turnaround menunjukkan fase ketika entitas mulai mengalami pemulihan keuangan atau kinerja yang stabil dan positif setelah masa penurunan. Belajar dari kasus-kasus yang telah terjadi, langkah pertama untuk memasuki fase turnaround adalah mengenali masalah yang menyebabkan downturn. Apabila mengambil konteks kasus bisnis, mereka dapat memeriksa perubahan manajemen atau identifikasi masalah dan strategi pemecahan. Dalam situasi yang mengerikan, tindakan terbaik adalah melikuidasi perusahaan

Metode ini banyak dialami oleh perusahaan yang mengalami kerugian kemudian berbalik menjadi perusahaan yang mencetak keuntungan yang besar sehingga valuasi sahamnya menjadi undervalue. Saham turnaround juga bisa diberikan pada perusahaan yang mengalami penurunan laba dan pendapatan dan berhasil merubah keadaannya pada beberapa tahun kemudian. Saham jenis ini sangat potensial dan imbal hasilnya melebihi saham bertumbuh (growth stock). Jika saham bertumbuh dapat menghasilkan keuntungan besar dalam jangka panjang, saham turnaround dapat memberikan keuntungan besar dalam jangka pendek. Saham bertumbuh mungkin bisa memberikan imbal hasil sepuluh kali modal dalam jangka waktu sepuluh tahun tetapi saham turnaround bisa memberikannya dalam jangka waktu satu tahun. 

Saham BRPT merupakan salah satu saham yang berhasil menaikan harganya dari fundamental yang buruk. Hal tersebut dapat dianalisis pada tahun 2016 ketika BRPT berhasil mendapatkan untung setelah mengalami kerugian di tahun 2014 dan 2015. Kenaikan BRPT sangat wajar karena disertai alasan fundamental yang kuat yakni perusahaan yang pada awalnya merugi, kemudian menjadi untung dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan kenaikan harga sahamnya. 

Mengapa saham turnaround bisa naik banyak? Ketika Perusahaan dalam keadaan buruk atau fundamentalnya kurang baik, harga saham pasti rendah dan terlihat undervalued secara book value, meskipun secara laba bersih berkebalikan. Lebih lanjut, ketika perusahaan mampu mencetak laba, harga yang rendah akan membuat sahamnya sangat undervalued sehingga pasar harus segera menyeimbangkan harganya. Inilah yang menyebabkan saham turnaround dapat melesat jauh dalam jangka waktu yang pendek.

Gambar 1. Saham BRPT 2014-2016

Sumber: Traderview

Studi Kasus: Kebangkitan Amazon di Akhir 2022

Efek berbagai kebijakan moneter yang diimplementasikan guna meredam eskalasi inflasi global memberikan sengatan bagi perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai aktor utama di sisi supply. Kenaikan permintaan yang masif masih belum dapat diiringi dengan pemulihan yang memadai di sisi penawaran. Hal ini diperparah oleh konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang alhasil menyebabkan adanya krisis energi dan pangan dunia. 

Layaknya perusahaan pada umumnya, Amazon juga mencicipi “pil pahit” dari dampak pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir. Data menyatakan bahwa Amazon telah “merumahkan” total 3 persen dari keseluruhan karyawannya. Dave Limp, Senior Vice President of Devices and Services Amazon, menyatakan bahwa hal ini merupakan dampak dari “uncertain macroeconomic environment” dimana Amazon pun tidak luput dari tekanan ekonomi global. Lebih lanjut, menilik data di kuartal ketiga tahun 2022, pertumbuhan penjualan Amazon gagal menyentuh angka 15 persen, jumlah yang berada di bawah estimasi para analis. 

Berdasarkan analisis segmen, performa positif tercatat berada pada divisi online stores, third-party seller services, dan advertising dengan pertumbuhan masing-masing 7 persen, 18 persen, dan 25 persen pada kuartal ketiga tahun 2022. Divisi online stores sendiri berhasil mencatatkan angka tertinggi kedua dalam sejarah penjualan Amazon. Sedangkan, divisi third-party seller services menunjukan pertumbuhan terkuat sejak kuartal ketiga tahun 2021 lalu. Adapun, divisi yang menunjukan performa di bawah ekspektasi adalah divisi subscription services (tumbuh di bawah double digit walaupun terdapat kenaikan biaya langganan) dan AWS (tumbuh stabil di angka 27 persen, tetapi lebih rendah dari angka 30 persen pada tahun-tahun sebelumnya).

Walaupun demikian, kabar baik datang dari segi manajemen biaya Amazon. Tren memang menunjukan bahwa sejak kuartal pertama pada tahun 2019, jumlah capital expenditures (CAPEX) selalu melebihi operating cash flow (OCF) yang menjadi indikasi problem Amazon dalam mengatur pengeluaran untuk kapital usaha. Namun, sejak kuartal kedua tahun 2020, tren tersebut mulai terdiversifikasi. Pada laporan keuangan terakhir, dapat dilihat bahwa Amazon sepertinya sudah mulai dapat memegang kendali terhadap pengeluaran kapital (CAPEX). Hal ini terlihat jumlah pertumbuhan YoY OCF yang berada pada angka 56 persen, sedangkan jumlah pertumbuhan YoY CAPEX hanya tercatat 4 persen. Manajemen Amazon juga telah mendeklarasikan rencana CAPEX akan berada pada angka $60 miliar pada tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa CAPEX untuk kuartal keempat 2022 hanya akan berada pada kisaran $14 miliar, turun sekitar 25-26 persen. Dengan demikian, dapat diprediksi bahwa Amazon akan berpotensi menjadi turnaround stock berdasarkan performa segmen bisnis dan manajemen biaya usaha.

Langkah Identifikasi Turnaround Stock

Berbicara mengenai “how-to” di dalam dunia pasar modal memang terkesan terlalu memsimplifikasi keadaan pasar. Meskipun demikian, pertanyaan tersebut tidak jarang dapat ditemukan di dalam diskusi mengenai pasar modal. Dalam topik turnaround stock, pertanyaan mengenai bagaimana cara mengidentifikasinya adalah hal yang lazim diutarakan oleh berbagai kalangan. Cara “klasik” yang biasanya ditempuh adalah dengan memilih perusahaan yang melaporkan penerimaan keuntungan di kuartal terbaru dan membandingkannya dengan angka yang dilaporkan pada kuartal-kuartal sebelumnya. Namun, cara ini cukup flawed sebab indikator identifikasi tidak cukup spesifik (tidak sedikit perusahaan yang melaporkan keuntungan di kuartal terakhir) dan profit yang di dapat belum tentu berkelanjutan.

Melansir pernyataan Rakesh Goyal, Senior Vice-President Bonanza Portfolio, cara untuk dapat mengidentifikasi turnaround stock adalah dengan memilih perusahaan yang melaporkan keuntungan (profit) setelah mengalami kerugian yang terus-menerus dalam beberapa periode/kuartal di belakang. 

The way the investment climate is improving and as the economy is expected to pick up, most turnaround companies may not fall back to the red this time. In fact, we may see more and more companies turning around.”

Langkah selanjutnya adalah melihat lebih dalam dengan analisis fundamental dan mencoba untuk memahami alasan di balik fenomena “turnaround” ini. Beberapa aktivitas ekonomi makro (contoh: pergerakan kondisi moneter) dapat menjadi alasan di balik keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Keuntungan umumnya cenderung bersifat tidak berkelanjutan, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan turnaround stock

Kesimpulan

Pengamatan turnaround bisa menjadi salah satu optional investor dalam memilih saham dengan analisis analisis tertentu untuk memilih perusahaan yang memiliki potensi menjadi saham turnaround. Namun pengamatan turnaround ini memiliki resiko yang tinggi karena fluktuasi perusahaan yang belum tentu optimal secara fundamental bahkan menjadi saham gorengan yang bisa menjebak investor dan mengalami kerugian yang signifikan maka diperlukan analisis yang matang dalam memilih sahamnya.

Referensi

Herlambang, G. (2018, February 28). Pengertian Saham Turnaround. Id.Investing.Com. https://id.investing.com/analysis/pengertian-saham-turnaround-200199914

Lerman, R., & Mark, J. (2022, November 15). Amazon starts widespread layoffs in corporate ranks. The Washington Post. https://www.washingtonpost.com/technology/2022/11/15/amazon-massive-layoffs/

Majaski, C. (2021, May 19). Defining, Identifying, and Examples of a Turnaround. Investopedia.Com. https://www.investopedia.com/terms/t/turnaround.asp#:~:text=What persen20Is persen20a persen20Turnaround persen3F,period persen20of persen20recession persen20or persen20stagnation

Stuelcken, P. (2022, November 1). Amazon: Turnaround ahead. Seeking Alpha. https://seekingalpha.com/article/4551337-amazon-turnaround-ahead

Weise, K. (2022, November 14). Amazon is said to plan to lay off approximately 10,000 employees. The New York Times. https://www.nytimes.com/2022/11/14/technology/amazon-layoffs.html

Written by:

Research and Development Division

Habel Abraham Benefiel Sirait

habel.abraham@ui.ac.id

Muhammad Qaishar Fathin

muhammad.rafif34@ui.ac.id

Published by:

Operation and Infrastructure Division

Adhimas Arbita Naufal

adhimas.arbita@ui.ac.id